Kumpulan Cerita Motivasi: 2012

Halaman

Rabu, 21 November 2012

KESEIMBANGAN HIDUP

Dikisahkan, suatu hari ada seorang anak muda yang tengah menanjak karirnya tapi merasa hidupnya tidak bahagia. Istrinya sering mengomel karena merasa keluarga tidak lagi mendapat waktu dan perhatian yang cukup dari si suami. Orang tua dan keluarga besar, bahkan menganggapnya sombong dan tidak lagi peduli kepada keluarga besar. Tuntutan pekerjaan membuatnya kehilangan waktu untuk keluarga, teman-teman lama, bahkan saat merenung bagi dirinya sendiri.
Hingga suatu hari, karena ada masalah, si pemuda harus mendatangi salah seorang petinggi perusahaan di rumahnya. Setibanya di sana, dia sempat terpukau saat melewati taman yang tertata rapi dan begitu indah.
"Hai anak muda. Tunggulah di dalam. Masih ada beberapa hal yang harus Bapak selesaikan," seru tuan rumah. Bukannya masuk, si pemuda menghampiri dan bertanya, "Maaf, Pak. Bagaimana Bapak bisa merawat taman yang begitu indah sambil tetap bekerja dan bisa membuat keputusan-keputusan hebat di perusahaan kita?"

Tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang dikerjakan, si bapak menjawab ramah, "Anak muda, mau lihat keindahan yang lain? Kamu boleh kelilingi rumah ini. Tetapi, sambil berkeliling, bawalah mangkok susu ini. Jangan tumpah ya. Setelah itu kembalilah kemari".
Dengan sedikit heran, namun senang hati, diikutinya perintah itu. Tak lama kemudian, dia kembali dengan lega karena mangkok susu tidak tumpah sedikit pun. Si bapak bertanya, "Anak muda. Kamu sudah lihat koleksi batu-batuanku? Atau bertemu dengan burung kesayanganku?"
Sambil tersipu malu, si pemuda menjawab, "Maaf Pak, saya belum melihat apa pun karena konsentrasi saya pada mangkok susu ini. Baiklah, saya akan pergi melihatnya."
Saat kembali lagi dari mengelilingi rumah, dengan nada gembira dan kagum dia berkata, "Rumah Bapak sungguh indah sekali, asri, dan nyaman." tanpa diminta, dia menceritakan apa saja yang telah dilihatnya. Si Bapak mendengar sambil tersenyum puas sambil mata tuanya melirik susu di dalam mangkok yang hampir habis.
Menyadari lirikan si bapak ke arah mangkoknya, si pemuda berkata, "Maaf Pak, keasyikan menikmati indahnya rumah Bapak, susunya tumpah semua".
"Hahaha! Anak muda. Apa yang kita pelajari hari ini? Jika susu di mangkok itu utuh, maka rumahku yang indah tidak tampak olehmu. Jika rumahku terlihat indah di matamu, maka susunya tumpah semua. Sama seperti itulah kehidupan, harus seimbang. Seimbang menjaga agar susu tidak tumpah sekaligus rumah ini juga indah di matamu. Seimbang membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Semua kembali ke kita, bagaimana membagi dan memanfaatkannya. Jika kita mampu menyeimbangkan dengan bijak, maka pasti kehidupan kita akan harmonis".
Seketika itu si pemuda tersenyum gembira, "Terima kasih, Pak. Tidak diduga saya telah menemukan jawaban kegelisahan saya selama ini. Sekarang saya tahu, kenapa orang-orang menjuluki Bapak sebagai orang yang bijak dan baik hati".
==============================================
Dapat membuat kehidupan seimbang tentu akan mendatangkan keharmonisan dan kebahagiaan. Namun bisa membuat kehidupan menjadi seimbang, itulah yang tidak mudah.
Saya kira, kita membutuhkan proses pematangan pikiran dan mental. Butuh pengorbanan, perjuangan, dan pembelajaran terus menerus. Dan yang pasti, untuk menjaga supaya tetap bisa hidup seimbang dan harmonis, ini bukan urusan 1 atau 2 bulan, bukan masalah 5 tahun atau 10 tahun, tetapi kita butuh selama hidup. Selamat berjuang!
Sumber : andriewongso.com


Di Populerkan Oleh : Evan Bakung

Minggu, 05 Agustus 2012

BERFIKIR



     Pada hakikatnya kita senantiasa berfikir. Setiap sewaktu bekerja kita senantiasa berfikir mengenai pekerjaan kita. Kita berfikir mengenai cara meningkatkan prestasi kerja. Kita berfikir mengenai cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
       Selepas itu, kita berfikir pula mengenai cara mengekalkan prestasi yang baik. Akhirnya kita akan berfikir pula mengenai cara menghasilkan prestasi yang terbaik. Begitulah keadaan akal kita yang tidak pernah berhenti dari berfikir.
     Bagaimanapun, kita akan berfikir dengan lebih serius apabila berhadapan dengan masalah, misalnya ketika ditimpa musibah, ketika kesempitan uang, ketika sakit atau ketika kita hadapi kegagalan..
     Kita berfikir untuk mencari jalan penyelesaian. Lebih berat masalah yang kita hadapi, lebih besar juga usaha berfikir yang
dilakukan.
*****
     Dalam banyak waktu kita habiskan untuk berfikir seberapa banyak ada dalam fikiran kita mengenai hubungan kita dengan Pencipta? Bagaimana prestasi iman kita? Bagaimana jalan hidup yang sudah dan sedang serta yang akan kita lalui,adakah mengikut kehendak kita atau kehendak Pencipta?
      Seberapa sering berfikir untuk 'menyimak' batin kita,adakah di dalamnya jernih laksana titisan embun atau lakaran hitam yang kelabu dan berdebu dengan dosa? Bagaimana sholat kita, puasa kita, anak­ anak kita, suami atau isteri kita, sudahkah jelas kefahaman hamba Allah?
    Sudahkah tujuan kita selaras dengan kehendak Pencipta? Sudah layakkah kita memegang 'gelaran' khalifah Allah yang mempunyai tugas besar sebagai agen perubahan dalam masyarakat?


Sabtu, 04 Agustus 2012

Lagi-lagi Si Kancil

      Pada suatu pagi, kancil sedang berjalan-jalan di sebuah desa. samapi disuatu tempat, mendadak mata kancil tertumbuk pada sosok kera yang tengah nangkring diatas pohon mangga sambil menikmati buahnya.   
    Sepontan kancil berpikir : "Betapa nikmatnya buah mangga yang sudah matang itu. Tapi bagaimana caranya agar saya bisa ikut menikamtinya. Kalau saya minta baik-baik, tentu tak diberinya. Sebab saya tahu, di dunia ini tak ada binatang yang kikirnya melebihi si kera. baiklah, saya punya kala bagus ".
    "Hai monyet ! Bajingan kau ! beberapa hari ini saya cari, baru sekarang bertemu. Bangsat ! mana hutangmu ! Hayo cepat bayar!" tanya kancil. tetapi rupanya si kera hanya diam saja. Dia tetap asyik menikmati buah mangga yang matang-matang itu. "Sialan! kamu tuli ya! Turunlah kalau kau berani! akan saya cekik lehermu biar mampus! pencuri kau! akan saya pukul kepalamu dengan kepalaku yang keras seperti besi ini kalau kau berani turun !" tantang si kancil lagi. 
    Si kera yang semula diam saja, menjadi marah dicaci maka seperti itu. Seketika diambilnya beberapa buah mangga lalu menghindar seraya berkata: 
    "Tidak kena! habiskan pelurumu!" Si kera semakin kelap. Dilemparinya terus si kancil dengan mangga sehingga hampir habis. ketika tahu bahwa buah yang ada dipohon sudah mapir habis, si kancil segera menggelar sarungnya. lalu dikumpulaknnya mangga-mangga yang berserakan itu. Setelah penuh, dia terus berkata kepada kera : 
   "Saudara kera yang terhormat, terima kasih banyak saya ucapkan. saudara telah memberi mangga yang cukup banyak kepada saya. Tak lupa saya minta ma'af yang sebesar-besarnya atas kelakuan kasar sya tadi" "Sialan ! caci kera dengan marahnya... 

Rabu, 01 Agustus 2012

Rumah

     Suatu hari, Sephia bersama teman sekelasnya di Taman Kanak-kanak diminta oleh sang guru untuk membuat gambar keluarganya. setiap anak pun mulai menggambar. Setelah selesai, Gambar-gambar dikumpulkan dan dinilai.
       Hasilnya, Sephia mendapat pujian yang luar biasa. Gambar yang dibuatnya mendapat nilai tanda bintang serta sebatang coklat dari sang guru. betapa senangnya hati anak ini, gambarnya memperoleh apresiasi yang luar biasa dari gurunya. Begitu tiba dirumah, ia pun buru-buru menunjukan karya seninya kepada sang ibu.
      Malam harinya, Sephia menunggu dengan setia kepulangan ayahnya. begitu pintu diketuk dan namnya dipanggil, sephia langsung berteriak, "papa, Sephia punya gambar bagus tentang rumah sephia dan coklat lagi dari Ibu Guru!"sang ayah pun kaget, tetapi ikut senang dan mulai berdiskusi dengan anaknya untuk menayakan gambar apa saja yang dibuat.
      Mulailah Sephia bercerita, " Ini rumah kita Pa, ini mama, yang ini pohon, yang ini ada adik dan bibi, bagus kan ?"
    Si Ayah mulai mengerutkan dahi sambil bertanya kepada anaknya, "Lho, dalam gambar itu papanya mana?"
dengan enteng sephia menjawab, "Papa kan jarang di rumah"
*********
     Home sweet home, begitu pepatah populerkan bertutur, bahwa rumah adalah segala-galnya bagi sebuah keluarga. seindah-indahnya hotel, mes atau rumah orang, tetap lebih indah tinggal dirumah , diman berkumpul satu keluarga yang penuh dengan dengan kehangatan.persaingan bisnis dan tuntutan pekerjaan yang semakin tingi membuat sebagian orang memiliki waktu yang sangat sempit untuk dirumah dan berkumpul dengan keluarga. bahkan, tidak jarang banyak parapembisnis yang sudah diperbudak oleh pekerjaan sehingga melupakan rumah yang menjadi tempat berkumpulnya seluruh anggota keluarga. selain itu, makan bersama-sama dengan anggota keluarga sudah merupakan barang langka di tengah-tengah kesibukan pekerjaan yang sudah semakin meningkat.

By : Evan Bakung ( www.facebook.com/gudang kat-kata )

Selasa, 31 Juli 2012

KISAH WORTEL, TELUR DAN KOPI

Posted by ekojuli in motivasi dan outbond. 
Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.

Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.

Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, “Apa yang kau lihat, nak?”"Wortel, telur, dan kopi” jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.

Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, “Apa arti semua ini, Ayah?”

Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.

Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.

“Kamu termasuk yang mana?,” tanya ayahnya. “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?” Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.”

“Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?.”

“Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.”

“Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.”

Di Populerkan Oleh : Evan bakung

Sabtu, 28 Juli 2012

SIASAT BURUNG BANGAU

Seekor burung bangau yang zudah cukup tua, suatu hari nampak kelihatan sedih ditepi pematang tambak. lkan-ikan yang berada ditambak semula memang ketakutan. Tapi ketika merasa melihat bangau itu nampak bertambah sedih, maka se ekor ikan memberanikan diri untuk mendekat. Dan si bangau tersebut tetap diam saja. “Mbah bangau, kenapa kau diam saja dan selalu bersedih ?" tanya ikan itu. “Benar. Bagaimana saya tidak bersedih ? Saya mendengar berita yang cukup ngeri" jawab bangau. “Berita apa itu, mBah ?" tanya ikan. “Ssseeet jangan keras-keras omongnya. Nanti didengar oleh manusia”. “Ada apa sih ?" tanya ikan penasaran. “Baru saja saya mendengar dua orang manusia omong-omong, bahwa tambak yang kamu tempati ini segera akan dikuras airnya, diganti dengan air yang baru. Dan ikan-ikannya akan di jual kepasar. Saya merasa sangat sedih sekali mendengar berita itu, sampai saya tidak bisa tidur. Padahal, kalau berita tersebut benar, maka yang akan jadi korban adalah kamu sekalian" jawab bangau. "Lalu, bagaimana caranya supaya kami bisa selamat, Mbah ?" tanya ikan dengan nada khawatir. "Satu.satunya jalan kalian harus pindah,,jawab bangau. "Pindah kemana; Mbah ?" "Tentu saja pindah ketambak yang lain, yang airnya masih bersih. Sehingga tak perlu dikuras segala. Kebetulan disebelah sana, ada tempat buat kalian" jawab bangau. "Tapi bagaimana caranya, mBah ? Seandainya tempat yang mBah tunjukkan itu dekat, maka kami tinggal loncat saja,, kata ikan. "ltulah yang saya pikirkan. Dulu, ketika masih muda , paling tidak saya bisa membawa sepuluh ekor dari kalian ketempat yang cukup jauh sekalipun. Tapi setelah tua begini, saya tak bisa membawa yang sebanyak itu. Kalau terpaksa bawa satu-satu, tentu itu akan lama dan akan capai pula, karena harus mondar-mandir"' "Saya tahu itu, Mbah. TaPi tolonglah kami dengan cara apapun. Sebab siapa lagi yang bisa menolong kami dalam keadaan begini ?" pinta ikan memelas. "Baiklah, kalau itu maumu" jawabbangau. Tak ayat, pemindahan ikan-ikan itupun segera dilakukan satu persatu oleh bangau. Bukannya ke tambak lain seperti yang dikatakan, melainkan kebawah sebuah pohon. Disitulah ikan-ikan tidak berdaya. Lalu di santap semuanya oleh si bangau. Hanya tinggal duri-durinya saja. Masih belum puas. si bangau kembali ke tambak. Barangkali ada satu dua ikan yang masih tertingga!. Ternyata tidak ada. Hanya ada se ekor kepiting yang cukup besar. "Mbah, tolong saya juga ingin dipindahkan. Disini saya tak ada kawan" kata kepiting. "Tidah usah. Kamu kan bisa hiduP didarat" jawab bangau. "Tapi saya sudah tidak betah tinggal ditambak jahannam ini. Tolonglah saya, Mbah" pinta kepiting. "Tidak usah. Berbahaya membawa kamu. Soalnya badanmu keras begitu. Nanti bias jatuh" jawab bangau. "Saya tidak usah digigit. Biar saya saia yang pegangan pada leher Mbah. Mau kan,Mbah ? " kata kePiting meraiuk. Karena didesak terus, akhirnya si bangau mau Dan pada waktu kepiting akan diturunkan dibawah pohon tadi, tiba-tiba dia melihat duri-duri ikan berserakan di sana. Seketika timbul pikiran kepiting : "Wah,kalau begitu kawan-kawan saya itu telah ditipu oleh si bangau. Maka dari pada saya turut jadi korban, lebih baik akan saya bunuh dia senyampang ada kesempatan baik". Maka tanpa menunggu lama-lama, dicekik lah leher si bangau sehingga jatuh dan mati terkapar. 

Kamis, 26 Juli 2012

Pengemis Dan Si Kikir

Seorang pengemis suatu hari berdiri di muka pintu rumah orang yang terkenal kikir.
"Ada perlu apa?" tanya si kikir.
"Tolong, barangkali ada roti atau nasi" jawab pengemis.
"Nggak punya" sahut si kikir.
"Atau makanan apa saja, Pak" kata pengemis.
"Juga nggak ada" jawab si kikir.
"Air juga nggak punya, mengeri!...bentak si kikir.
"lalu apa perlu bapak tinggal di rumah sebaik ini, kan lebih baik ikut saya, Pak!" kata pengemis.
"Ikut kemana?" tanya si kikir heran.
"tentu saja ikut mengemis. Dari pada bapak sudah nggak punya apa-apa, bahkan air saja tidak punya" kata pengemis sambil terus pergi.
"Sialan" guman si kikir.


salam dari Evan Bakung (www.facebook.com/gudang kata-kata)

SAYANG BINATANG

Seorang perempuan muda punya seekor burung kakatua yang amat disayang. Burung itu begitu menurut kepadanya.
Pada suatu hari ketika perempuan muda itu hendak bepergian jauh, dia titipkan burungnya itu kepada kakak perempuan agar dipelihara dengan baik.
"Tolong, jaga baik burung saya ini. Jangan sampai dia kurang makan, mbak" katanya kepada kakak perempuannya itu.
Setelah perempuan muda itu pergi, kakaknya merasa kaget kala dilihatnya ujung mulut burung tersebut tidak lurus. seketika itu dia ambil pisau buat meluruskannya sembari ngedumel :
" Adik saya memang tidak sayang sama hewan. masak burung dibiarkan begini, mulutnya tidak beres. Makanya dia susah makan"
Beberapa hari berikutnya perempuan muda pemilik burung itu datang. Cepat-cepat dia ingin ketemu dengan kakaknya. namun betapa kagetnya ia ketika didepan rumah dia melihat perubahan pada mulut burungnya. Sepontan dia berteriak :
"Mbak! kenapa ini burung saya?".
"Wah! Untung burungkamu ini kau titipkan kepada saya. kalau tidak ada yang meluruskan mulutnya yang bengkok itu" jawabnya.
"Kamu ini bagaimana si mbak! kenapa tidak mulutmu sendiri saja yang kamu potong! dasar .....tangan usil" kata perempuan itu dengan bersungut-sungut.
By : Evan Bakung (www.facebook.com/gudang kata-kata)

Rabu, 25 Juli 2012

Anak Siapa?



Suatu Hari ada seorang perempuan berebut anak justru dengan suaminya sendiri dimuka pengadilan agama.
"Ini anak saya, pak hakim. Dia saya kandung selama sembilan bulan. keluar dari kandungan, dia selalu berada pelukan saya. sayalah yang menyusuinya. Dia selalu saya awasi waktu tidur dan bermain. pendeknya, saya yang merawatnya sampai dia berumur tujuh tahun".
"Bukan, Dia adalah anak saya, pak hakim" bentah sang suami.
"Dia saya kandung sebelum di kandungan wanita ini. Dia saya keluar-keluarkan sebelum dikeluarkannya. jadi sayalah yang berhak. Soalnya saya yang memilikinya. Sedang wanita ini hanya memberi amanat itu harus dikembalikan kepada yang berhak, yakni saya"
"betul semua itu. Akan tetapi kamu harus ingat, bahwa kamu mengandngnya dengan ringan dan tidak teras. Sedang aku mengandungnya cukup berat sekali. kau keluarkan dia dengan senang dan puas. sedang ketika hendak mengeluarkannya, saya telah mempertaruhkan nyawa" kata sang istri sambil terus menangis.
melihat itu sang suami merasa iba sekali. Denagn sadar dia lalu menyerahkan anaknya itu kepada istrinya.
By : Evan Bakung (www.facebook.com\gudang kata-kata)

DIMATA SUAMIMU ADA PUTIH-PUTIHNYA



Pada suatu hari secara bergurau Rasulullah bersabda kepada seorang wanita dari golongan anshar :
"hai, pulanglah. Segera kau temui suamimu, sebab dikedua belah matanya ada putih-putihnya".
mendengar keterangan Rasulullah tersebut, bergegas wanita itu pulang. Suaminya heran melihat sang isteri pulang dalam keadaan tergopoh-gopoh.
"Ada apa nampaknya kamu tergesa-gesa?" tanya sang suami.
"Saya baru saja diberitahu Rasulullah, bahwa dikedua belah mata kakanda ada putih-putihnya" jawab isterinya.
"Betul. Dan kecuali ada putih-putihnya juga ada hitamnya. Namanya saja mata" kata sang suami.
Sejak sang istri hanya bengong. Dan ketika tahu apa yang dimaksud oleh sang suaminya, dia lalu tertawa terpingkal-pingkal.
By : Evan Bakung (www.facebook.com/gudang kata-kata)

LEBIH BAIK MATI

Dalam suatu kesempatan omong-omong seorang raja bertanya kepada patihnya :
" Diantara sekian banyak karunia Allah kepada manusia, apakah yang paling baik?"
"Akal, tuan raja. Sebab dengan perantara akal orang bisa mencari hidup bahagia dengan mudah" jawab patih.
"Jika tidak punya akal tersebut, lalu apa? tanya sang raja.
"uang. sebab uang dpat digunakan untuk menutupi kebodohan seseorang. Manusia, meskipun bodoh, jika dia kaya orang-orang masih menghormatinya" jawab sang patih. "bagimana jika uangpun tidak punya?" tanya sang raja lagi kepada patihnya.
"lebih baik mati" jawab patih.
"kenpa begitu?" tanya raja.
"habis apa artinya manusia hidup didunia dalam keadaan bodoh dan lebih baik mati saja. sebab dengan demikian dia terbalas dari segala cemooh orang lain dan segala macam penderitaan" jawab sang patih. Semoga cerita ini menjadikan inspirasi anda semua yang membacanya....terima kasih 

 salam Evan Bakung ( www.facebook.com/page/gudang kata-kata )

PERTANYAAN ORANG GILA

Suatu hari seorang raja memerintahkan pengawalnya untuk meninjau asrama orang-orang gila. Disana pengawalnya bertemu dengan seorang lelaki muda yang nampaknya normal saja.
"Hai !" sapa lelaki itu.
"Ada apa?" balas pengawal
"Betulkah tidur itu suatu kenikmatan yang enak dirasakan?" tanya lelaki itu.
"Oh,betul" jawab pengawal.
"Kalau begitu, kapan orang tidur itu bisa merasakannya ya? sebelum pengawal menjawab, orang itu berkata lagi. Kalau kamu jawab ; setelah bangun, maka itu nikmatnya bagun. kalau kamu jawab ; sebelum tidur, bagimana mungkin orang dapat merasakan nikmatnya sesuatu yang belum dikerjakan. Dan kalau kamu jawab ; disaat tidur, bagaimana itu mungkin terjadi? orang tidur tidak bisa merasakan apa-apa".
"Oh, dasar orang gila" kata pengawal sambil terus ngeloyor pergi. By : Evan Bakung ( www.facebook.com/page/gudang kata-kata )

Selasa, 24 Juli 2012

IMAM YANG KOCAK

Seseorang yang biasanya was-was, suatu hari menjadi imim sholat di sebuah mushola. Ma’mumnya cukup banyak dan bermacam-macam, termasuk juga orang yang baru pertama kali melakukan sholat pada waktu itu.
Seperti biasanya, imim yang punya penyakit was-was itu tidak dapat melaksanakan takbir sekali jadi. Berkali-kali masih selalu gagal. Melihat itu, seorang yang tidak mengerti banyak tentang Islam dan ibadah merasa jengkel. Serta merta dia maju ke depan dan berkata kepada imim tadi : “ kamu mundur saja, pak. Masak takbir berkali-kali selalu gagal. Biar saya yang menggantikan bapak “.
Dengan perasaan malu si imim itu memang mundur, lalu kini orang tersebut berdiri di mihrab bersipa-siap melakukan takbir :
“ Allahu Akbar “
Sejenak para ma’mun menjadi tenang. Namun tanpa disangka tiba-tiba dia berpaling seraya berkata :
“Bagaimana sekali jadi kan?Tidak seperti bapak tadi”.
Melihat ulah orang yang bodoh tapi berlagak alim itu, para ma’mun hanya bisa terbengong-bengong, mengurungkan shalat jemaah.
By : Evan Bakung( www.facebook.com/page/gudang kata-kata )

PELAYAN RAJA YANG KURANG AJAR





Suatu hari amirul mu'minin Al Ma'mun kedatangan beberapa orang tamu agung. Disaat para tamu itu menikmati hidangan, beliau berteriak :
" pelayan ! "
Tapi tak seorang pelayanpun menyahutnya. dengan gusar, beliau berteriak lagi :
" pelayan ! "
juga tidak ada yang menyahutnya. begitu sampai beberapa kali. Akhirnya beliau hanya diam saja. meski hatinya merasa dongkol sekali.
Tapi tiba-tiba seorang pelayan dengan tergopoh-gopoh datang kepada beliau sambil berkata :
" Apakah sebagai pelayan kami ini tidak boleh makan dan minum tuan? setiap kami masuk sebentar saja, sudah dipanggil lagi. Tuan kan tahu sendiri, kami ini bukan malaikat. kami adalah manusia seperti juga tuan. kami perlu makan dan minum. jadi jagan seenaknya saja memanggil pelayan ".
Mendengar itu Al Ma;mun hanya diam saja. sementara itu para tamu mengira, bahwa sang amir pasti murka. dan pelayan yang mereka anggap kurang ajar itu pasti akan dihukumnya.
"Tuan-tuan sekalian" kata sang amir kepada para tamunya. " pelayan dan maijkan itu memang aneh. Jika majikannya itu buruk perangainya, maka pelayannya baik perangainya, sebaliknya jika sang majikanberbudi baik, maka biasanya pelayannya berperangai buruk. Makanya saya amat bersyukur kepada Allah, karena semua pelayan saya berperangai buruk. tentu saja itu adalah merupakan bukti bahwa saya diciptakan oleh Allah sebagai orang yang berbudi baik. Alhamdullillah".

By : Evan ( www.facebook.com/page/gudang kata-kata )


Widget-Animasi