Kumpulan Cerita Motivasi: Agustus 2012

Halaman

Minggu, 05 Agustus 2012

BERFIKIR



     Pada hakikatnya kita senantiasa berfikir. Setiap sewaktu bekerja kita senantiasa berfikir mengenai pekerjaan kita. Kita berfikir mengenai cara meningkatkan prestasi kerja. Kita berfikir mengenai cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
       Selepas itu, kita berfikir pula mengenai cara mengekalkan prestasi yang baik. Akhirnya kita akan berfikir pula mengenai cara menghasilkan prestasi yang terbaik. Begitulah keadaan akal kita yang tidak pernah berhenti dari berfikir.
     Bagaimanapun, kita akan berfikir dengan lebih serius apabila berhadapan dengan masalah, misalnya ketika ditimpa musibah, ketika kesempitan uang, ketika sakit atau ketika kita hadapi kegagalan..
     Kita berfikir untuk mencari jalan penyelesaian. Lebih berat masalah yang kita hadapi, lebih besar juga usaha berfikir yang
dilakukan.
*****
     Dalam banyak waktu kita habiskan untuk berfikir seberapa banyak ada dalam fikiran kita mengenai hubungan kita dengan Pencipta? Bagaimana prestasi iman kita? Bagaimana jalan hidup yang sudah dan sedang serta yang akan kita lalui,adakah mengikut kehendak kita atau kehendak Pencipta?
      Seberapa sering berfikir untuk 'menyimak' batin kita,adakah di dalamnya jernih laksana titisan embun atau lakaran hitam yang kelabu dan berdebu dengan dosa? Bagaimana sholat kita, puasa kita, anak­ anak kita, suami atau isteri kita, sudahkah jelas kefahaman hamba Allah?
    Sudahkah tujuan kita selaras dengan kehendak Pencipta? Sudah layakkah kita memegang 'gelaran' khalifah Allah yang mempunyai tugas besar sebagai agen perubahan dalam masyarakat?


Sabtu, 04 Agustus 2012

Lagi-lagi Si Kancil

      Pada suatu pagi, kancil sedang berjalan-jalan di sebuah desa. samapi disuatu tempat, mendadak mata kancil tertumbuk pada sosok kera yang tengah nangkring diatas pohon mangga sambil menikmati buahnya.   
    Sepontan kancil berpikir : "Betapa nikmatnya buah mangga yang sudah matang itu. Tapi bagaimana caranya agar saya bisa ikut menikamtinya. Kalau saya minta baik-baik, tentu tak diberinya. Sebab saya tahu, di dunia ini tak ada binatang yang kikirnya melebihi si kera. baiklah, saya punya kala bagus ".
    "Hai monyet ! Bajingan kau ! beberapa hari ini saya cari, baru sekarang bertemu. Bangsat ! mana hutangmu ! Hayo cepat bayar!" tanya kancil. tetapi rupanya si kera hanya diam saja. Dia tetap asyik menikmati buah mangga yang matang-matang itu. "Sialan! kamu tuli ya! Turunlah kalau kau berani! akan saya cekik lehermu biar mampus! pencuri kau! akan saya pukul kepalamu dengan kepalaku yang keras seperti besi ini kalau kau berani turun !" tantang si kancil lagi. 
    Si kera yang semula diam saja, menjadi marah dicaci maka seperti itu. Seketika diambilnya beberapa buah mangga lalu menghindar seraya berkata: 
    "Tidak kena! habiskan pelurumu!" Si kera semakin kelap. Dilemparinya terus si kancil dengan mangga sehingga hampir habis. ketika tahu bahwa buah yang ada dipohon sudah mapir habis, si kancil segera menggelar sarungnya. lalu dikumpulaknnya mangga-mangga yang berserakan itu. Setelah penuh, dia terus berkata kepada kera : 
   "Saudara kera yang terhormat, terima kasih banyak saya ucapkan. saudara telah memberi mangga yang cukup banyak kepada saya. Tak lupa saya minta ma'af yang sebesar-besarnya atas kelakuan kasar sya tadi" "Sialan ! caci kera dengan marahnya... 

Rabu, 01 Agustus 2012

Rumah

     Suatu hari, Sephia bersama teman sekelasnya di Taman Kanak-kanak diminta oleh sang guru untuk membuat gambar keluarganya. setiap anak pun mulai menggambar. Setelah selesai, Gambar-gambar dikumpulkan dan dinilai.
       Hasilnya, Sephia mendapat pujian yang luar biasa. Gambar yang dibuatnya mendapat nilai tanda bintang serta sebatang coklat dari sang guru. betapa senangnya hati anak ini, gambarnya memperoleh apresiasi yang luar biasa dari gurunya. Begitu tiba dirumah, ia pun buru-buru menunjukan karya seninya kepada sang ibu.
      Malam harinya, Sephia menunggu dengan setia kepulangan ayahnya. begitu pintu diketuk dan namnya dipanggil, sephia langsung berteriak, "papa, Sephia punya gambar bagus tentang rumah sephia dan coklat lagi dari Ibu Guru!"sang ayah pun kaget, tetapi ikut senang dan mulai berdiskusi dengan anaknya untuk menayakan gambar apa saja yang dibuat.
      Mulailah Sephia bercerita, " Ini rumah kita Pa, ini mama, yang ini pohon, yang ini ada adik dan bibi, bagus kan ?"
    Si Ayah mulai mengerutkan dahi sambil bertanya kepada anaknya, "Lho, dalam gambar itu papanya mana?"
dengan enteng sephia menjawab, "Papa kan jarang di rumah"
*********
     Home sweet home, begitu pepatah populerkan bertutur, bahwa rumah adalah segala-galnya bagi sebuah keluarga. seindah-indahnya hotel, mes atau rumah orang, tetap lebih indah tinggal dirumah , diman berkumpul satu keluarga yang penuh dengan dengan kehangatan.persaingan bisnis dan tuntutan pekerjaan yang semakin tingi membuat sebagian orang memiliki waktu yang sangat sempit untuk dirumah dan berkumpul dengan keluarga. bahkan, tidak jarang banyak parapembisnis yang sudah diperbudak oleh pekerjaan sehingga melupakan rumah yang menjadi tempat berkumpulnya seluruh anggota keluarga. selain itu, makan bersama-sama dengan anggota keluarga sudah merupakan barang langka di tengah-tengah kesibukan pekerjaan yang sudah semakin meningkat.

By : Evan Bakung ( www.facebook.com/gudang kat-kata )